Makalah Perpustakaan



REALISASI KEMAMPUAN LITERASI SISWA SMK NEGERI 1METRO MELALUI KELAS MENULIS,DIKLAT MENULIS,SUDUT BACA VOKASI,
MODA LITERASI BERGERAK

Oleh : Iswahyudi,SIP.
Pustakawan SMKN 1 Metro Lampung



Abstrak
Literasi dalam konteks GLS merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas . Tujuan GLS adalah Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Gerakan Literasi Sekolah adalah Gerakan Sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Gerakan Literasi Sekolah di SMKN 1 sudah berjalan,namun dari kegiatan GLS tersebut masih belum efektif dan belum memenuhi target yang akan dicapai, maka memunculkan kolaborasi antar siswa dan menghasilkan karya yaitu : Diklat Jurnalistik, Kelas Menulis, Sudut Baca Vokasi dengan nama “LOLICA” singkatan Lorong Literasi dan Membaca bertujuan meningkatkan minat baca masyarakat  sekolah,Vokasi Moda Literasi Bergerak dengan nama “POLIBEG” singkatan Pohon Literasi Bergerak bermaksud untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan khususnya siswa/siswi SMKN 1 Metro.  Dengan kegiatan tersebut kemampuan literasi siswa dapat terasah.
Kata Kunci : Gerakan Literasi Sekolah, Sudut Vokasi,  Vokasi Moda Bergerak








BAB I
PENDAHULUAN


1.                  Latar Belakang
Konsep literasi sederhana adalah mau dan mampu membaca dilanjutkan pada tingkat pemahaman membaca melalui komunikasi tulis. Deklarasi Praha pada tahun 2003 menyebutkan bahwa literasi juga meliputi bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (UNESCO, 2003).
Deklarasi ini juga menyebutkan bahwa literasi informasi terkait juga dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, mrnggunakan dan mengkomunikasikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan. Kemampuan-kemampuan ini perlu dimiliki setiap individu sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi, dan itu merupakan salah satu hak dasar manusia terkait pembelajaran sepanjang hayat.
Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen.
Tahapan pelaksanaan GLS ada 3, yaitu:
a.                   Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah, melalui penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud No. 23 Tahun 2015). Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta didik.
b.                   Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi, Tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan pengayaan
c.                   Pembelajaran, dengan meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran: menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.
Pembiasaan membaca 15 menit juga dilaksanakan di SMK Negeri 1Metro. Kegiatan ini berlangsung selama 3 kali dalam seminggu. Dilaksanakan 15 menit sebelum pelajaran pertama berlangsung. Kegiatan ini dilaksanakan di kelas masing-masing dengan kendali guru atau wali kelas. Penanggung jawab kegiatan adalah wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Tema atau subjek ditentukan oleh tim waka kesiswaan, dimana tersebut berlaku selama 1 bulan pelaksanaan. Siswa dapat meminjam buku di perpustakaan atau membawa dari rumah. Buku yang dibaca adalah buku non pelajaran. Setelah satu bulan membaca dengan materi satu tema tertentu, maka siswa diminta untuk membuat ringkasan mengenai materi yang sudah dibacanya,  kemudian dikumpulkan kepada wali kelas.
Pada awalnya tugas tersebut bertujuan agar siswa dapat mengolah informasi yang telah dibacanya menjadi informasi baru dalam bentuk tulisan. Akan tetapi fakta yang ada kebanyakan siswa tidak menulis sendiri berdasarkan materi yang telah dibacanya. Siswa banyak mengunduh dari internet terkait materi yang dibacanya dan hanya mencetak ulang ulasan tersebut. Disini tidak dapat diketahui apakah siswa tersebut benar-benar memahami dan mengerti materi yang telah dibacanya, ataukah sebenarnya dia tidak membaca dengan runtut dan sekedar mengumpulkan tugas dengan mencari sumber materi di internet. Sehingga tujuan awal untuk meningkatkan ketrampilan menulis siswa kurang/tidak tercapai.
2.                  Rumusan Masalah
Dari keterangan tersebut diatas maka ditemukan masalah sebagai berikut:
a. Kegiatan apa yang mampu meningkatkan keterampilan menulis/literasi siswa?
b. Media apa yang dapat digunakan sebagai tempat mengasah keterampilan menulis?













3.                  Cara (Alur) Pemecahan Masalah

Masalah
(Literasi kurang efektif)
 




Kegiatan                                                          Media
1.                  Menulis  cerpen, puisi                                     1. Kelas menulis
2.                   Menulis artikel & berita                                  2. Diklat penulisan
3.                   Mengembangkan kreativitas                           3. Sudut baca vokasi dan moda
          literasi bergerak






























BAB II
PEMBAHASAN

1.                  Alasan pemilihan cara pemecahan masalah
Dari permasalahan tersebut diatas yaitu kurang efektifnya kegiatan literasi membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai maka ditemukan cara pemecahan masalahmelalui kegiatan diklat penulisan, kelas menulis,pembuatan saranan atau media untuk kegiatan literasi yaitu pembuatan sudut baca vokasi dan pembuatan moda bergerak literasi. Alasan ini dipilih karena ditemukan fakta di lapangan bahwa banyak siswa yang sebenarnya memiliki talenta atau kemampuan menulis dan menggunakan media sosial untuk menyampaikan gagasannya. Seperti blog, facebook, twitter, line, dan lain-lain. Karena disampaikan melalui media sosial, maka hanya sebagian orang saja yang mengetahui dan bisa turut membacanya.
Potensi menulis yang dimiliki para siswa tersebut akan lebih terasah dan terarah apabila memiliki wadah yang bisa turut mengembangkan dan melejitkan kompetensi menulis siswa. Dimana kemahiran menulis merupakan puncak dari rangkaian membaca.
2.                  Uraian penerapan cara memecahkan masalah.
Fakta bahwa kegiatan membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai ternyata kurang efektif kemudian memunculkan ide untuk mengadakan beberapa kegiatan literasi yang menarik dan memunculkan kolaborasi antar siswa dalam menghasilkan karya.
Kegiatan tersebut adalah:

a.                   Pendidikan dan latihan
Diklat Jurnalistik : 4 November 2018
Diklat jurnalistik ini dilaksanakan selama 1 hari, diikuti oleh 24 peserta, siswa kelas X. Tempat kegiatan di SMKN 1 Metro. Kegiatan ini memiliki tema “Dengan Pelatihan Jurnalistik,Kita Tingkatkan Kreatifitas,Kepekaan, dan Kemampuan Analisis Siswa”. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kepada pelajar tentang seluk beluk dunia jurnalistik, menumbuhkan kepekaan siswa terhadap informasi disekitarnya, serta membekali siswa dengan pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman sehingga mampu mengelola media cetak.
Materi pelatihan meliputi tehnik-tehnik menulis artikel dan berita, praktik lapangan, pembuatan media analisis media, dan evaluasi. Pemateri yang mengisi acara ini adalah Suwanda,SHI (Forum Lingkar Pena).
Meskipun dengan keterbatasan sarana prasarana dan personil yang ada tetapi para siswa sangat antusias mengikuti acara ini. Pada akhir acara tanpa disadari telah mampu membuat berita melalui media sosial.

b.                  Kelas menulis
Kegiatan ini dilaksanakan setiap 1 minggu sekali di perpustakaan. Materi yang diberikan adalah teori menulis cerpen, menulis puisi praktek menulis cerpen,praktek menulis puisi menyusun antologi cerpen Mentornya adalah Rian Efendi (alumni SMKN 1 Metro yang aktif menulis di Forum Lingkar Pena/FLP), Bety Permana (Penulis dan aktif di FLP).
Ø   Hasil atau dampak yang dicapai :
Kegiatan ini menghasilkan buku antologi “Kurcaci Tuwa : Kumpulan Cerpen, Pantun&Puisi” dengan dua puluh empat orang penulis. Buku ini merupakan hasil karya siswa yang pertama tahun 2018.

c.                   Sudut Baca Vokasi
Pembuatan Sudut Baca ini supaya tercipta ruang interaksi yang nyaman dengan ketersedian referensi bacaan yang lengkap. Sudut Baca Vokasi ini merupakan kegiatan yang baru, adapun uraian singkat dari sudut baca vokasi adalah : Sudut Baca ini mengusung sudut baca dengan nama "LOLICA" yaitu singkatan dari "Lorong Literasi dan Membaca". Sudut baca ini memanfaatkan sudut kosong di samping Mushola Nurul Ilmi SMKN 1 Metro yang biasa digunakan untuk tempat berkumpul siswa/siswi pada saat jam istirahat. Mereka biasanya hanya sekedar bersantai dan mengobrol, sehingga kami mendirikan sudut baca agar mereka bisa mengobrol dengan lebih nyaman sekaligus menambah pengetahuan. Pemilihan tempat ini karena lokasinya yang strategis dan dapat dijangkau siapa saja, baik dari kalangan siswa, guru, bahkan tamu yang hadir ke sekolah ini berhubung mushola ini adalah tempat umum dan berdekatan dengan lokasi penting lainnya seperti kantin, bank mini, ruang komite, ruang kelas, toilet, dan sebagainya. Dalam  membangun sudut baca ini menggunakan barang bekas yang banyak tersedia di sekolah ini, seperti botol air mineral bekas yang kami modofikasi menjadi rak-rak buku. Selain itu botol air mineral ini diisi dengan sampah-sampah plastik yang dimodifikasi menjadi meja-meja sebagai tempat menulis ataupun membaca. Karena ruang ini memiliki tiang-tiang maka dimodifikasi menjadi sebuah pohon dengan menambahkan kardus keras dan kertas paket, rantingnya terbuat dari koran bekas dan kawat, untuk daunnya akan dibuat menjuntai dengan bahan gelas aqua bekas dan kertas minyak. Sudut baca ini dibuat dengan tema dan warna-warna alami agar pembaca menjadi nyaman. Pohon ini juga dimodifikasi untuk rak buku.  Yang paling utama adalah membuat sudut baca ini semenarik mungkin. Karena jika masyarakat sudah tertarik dengan tempatnya, tentunya mereka akan lebih senang mendatangi tempat ini untuk membaca. Sudut baca ini juga menyediakan ruang diskusi dengan memodifikasi rak buku yang dapat dibuka-tutup  seperti pintu. Jika pintu ditutup maka yang terlihat adalah rak buku, sedangkan jika dibuka akan ada papan tulis di baliknya. Ruang ini dibuat se-fleksibel mungkin sehingga dapat berubah fungsi pada saat diperlukan. Karena bertempat di sudut luar mushola, ruang ini akan mudah terkena hujan. Oleh karena itu, kami memberikan tirai -irai bambu yang dapat ditutup apabila hujan sehingga air tidak bisa masuk ke ruang ini. Selain itu agar menambah kesan tradisional dan asri, sehingga siapapun yang membaca di tempat ini akan lebih nyaman. Untuk alasnya kami memberikan karpet berwarna hijau rumput, sebagai alas duduk  agar ruang lebih terasa luas dan nyaman. Tersedia juga mading dan slogan yang memotivasi, sebagai sarana informasi baik tentang pelajaran, kejuruan, ataupun informasi update umum lainnya. Dekorasi kami buat semenarik mungkin, menggunakan bahan-bahan bekas, mendukung program sekolah yang merupakan sekolah adiwiyata nasional dan bekerja sama dengan Bank Sampah untuk memanfaatkan limbah sekolah agar lebih bermanfaat.
Sudut baca ini menyediakan berbagai macam referensi buku bacaan baik yang behubungan dengan pelajaran sekolah, keahlian kejuruan, novel, biografi, ensiklopedia, komik, karya ilmiah, kamus,tafsir dan sebagainya. Disini  menyediakan kertas kosong dan alat tulis bagi siswa/siswi yang ingin menulis karya. Tentunya terdapat Buku Pengunjung, dan pohon pesan kesan di bagian depan sudut baca.
Harapan mendirikan sudut baca ini selain memanfaatkan ruang kosong adalah agar dapat meningkatkan minat baca masyarakat sekolah,  mengurangi dan memanfaatkan barang bekas atau sampah yang ada di lingkungan sekolah. Sudut baca ini juga bisa menjadi tempat belajar  mengaji bagi siswa/siswi muslim yang belum bisa mengaji.


Ø  Hasil atau dampak yang dicapai
Dengan kegiatan membuat sudut baca vokasi ini memberikan manfaat kepada siswa yaitu menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur internalisasi nilai moral dan spiritual antara lain :

o   Rasa kebangsaan dan cinta tanah air
o   Interaksi positif sesama siswa
o   Memelihara lingkungan sekolah
o   Interaksi positif antara guru dan orang tua
o   Menumbuhkembangkan potensi utuh dalam diri siswa
o   Pelibatan orang tua dan masyarakat
o   Terciptanya media kegiatan literasi

d.      Vokasi Moda Literasi Bergerak
Pembuatan Vokasi Moda bergerak ini bertujuan untuk untuk mendekatkan bahan bacaan, literatur, dan sumber informasi kepada masyarakat khususnya siswa,guru,dan karyawan SMKN 1 Metro, uraian tentang Vokasi Moda Bergerak adalah sebagai berikut : sebuah vokasi moda literasi bergerak yang mengangkat tema POLIBEG (Pohon Literasi Bergerak) pohon literasi bergerak bermaksud untuk  mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi. Untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan khususnya siswa/siswi SMKN 1 Metro kami membuat sebuah gerobak dorong yang berbentuk pohon multi fungsi.
Untuk membuat POLIBEG ini kami menggunakan bahan dasar triplek dan bahan bekas kertas yang sudah tidak terpakai. Kami manfaatkan untuk membuat pohon literasi bergerak. Nantinya bahan dasar triplek akan di cat menggunakan cat kayu agar terlihat menarik dan mencolok,kemudian untuk dibagian daun kami menggunakan kertas, untuk bagian ranting kami menggunakan kertas yang di lilit menggunakan kawat yang nantinya akan dibentuk menjadi ranting dan batang POLIBEG nantinya akan menggunakan bahan kardus keras,dan kayu yang sudah didesain untuk membuat kerangka pohon,di bagian batang pohonya nanti akan dibuat sebuah rak buku dan dibagian bawah pohon nantinya akan diberi roda untuk mempermudah POLIBEG di bawa kemanapun. Dipohon literasi bergerak nantinya akan di pasang sebuah selogan-selogan yang bermaksud untuk memotivasi dan menjadi daya tarik siswa/siswi  agar lebih gemar membaca. Yang paling utama dalam pembuatan POLIBEG ini diharapkan masyakat dan siswa/siswi SMKN 1 Metro agar lebih gemar membaca.
Vokasi Moda Literasi Bergerak ini menyediakan berbagai macam referensi buku bacaan baik yang behubungan dengan pelajaran sekolah, keahlian kejuruan, novel, biografi, ensiklopedia, komik, karya ilmiah, kamus,tafsir dan sebagainya. Kami juga menyediakan kertas kosong dan alat tulis bagi siswa/siswi yang ingin menulis karya.
Harapan membuat vokasi moda literasi bergerak supaya masyarakat dapat dengan mudah mencari informasi dan wawasan tanpa harus datang langsung ke perpustakaan.
Ø  Hasil atau dampak yang dicapai
Dengan kegiatan membuat vokasi moda literasi bergerak  ini memberikan manfaat kepada siswa yaitu menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur internalisasi nilai moral dan spiritual antara lain :

o   Menumbuhkan daya kreativitas siswa
o   Mengajarkan siswa untuk berfikir kritis
o   Mengajarkan siswa untuk berkomunikasi Interaksi positif sesama siswa
o   Memelihara lingkungan sekolah
o   Mengajarkan siswa untuk bekerjasama/kolaborasi Interaksi positif antara guru,orang tua,sesama siswa
o   Menumbuhkembangkan potensi utuh dalam diri siswa
o   terciptanya











BAB III
PENUTUP


1.                  Simpulan
Kemampuan literasi siswa SMK Negeri 1Metro dapat terwujud dan terasah melalui kegiatan menulis cerpen &berita dengan melalui kelas menulis, pembuatan sudut baca vokasi,pembuatan vokasi moda bergerak dan diklat penulisan.

2.                  Saran
Saran untuk pemangku kebijakan yang ada disekolah terkait kegiatan literasi di sekolah adalah perlu adanya regulasi yang menjamin adanya program kegiatan berbasis literasi yang dilaksanakan secara terjadwal.
Sasaran kegiatan literasi sebaiknya tidak hanya para siswa, akan tetapi juga para guru dan tenaga kependidikan.



















DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.  2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.































Komentar